Kaliini saya fokus ke bahasan apa aja sih yang bisa kita bantu jika suami/istri mau mencari beasiswa luar negeri. Langsung saja ya ke list -nya. Membantu Mencarikan Info Beasiswa Mencatat dan Mengingatkan Tanggal-Tanggal Penting Membantu Mencarikan Kampus dan Jurusan yang Sesuai Mendiskusikan Esai dan Rencana Studi ArumiBachsin yang baru saja meninggalkan dunia keartisan harus mendampingi suami kuliah di perantauan. Momen menyetrika baju tak bisa ia lupakan. Rabu, 8 Juli 2020 18:26 WIB 4 Meldezetel pengundang (penjelasannya bisa dibaca ulang di tulisan saya tentang Mengurus Ijin Tinggal untuk Mendampingi Pasangan Sekolah di Austria) dan surat kontrak sewa rumah. Waktu itu saya juga menyetorkan surat undangan dari suami yang dikeluarkan oleh kantor kepolisian kota Leoben Austria, tapi ternyata untuk Visa D tidak perlu surat ini. SoMoms, tidak ada yang perlu ditakutkan atau diragukan lagi ketika harus mendampingi pasangan tugas atau pun kuliah di luar negeri kemudia hamil dan melahirkan di sana. Karena ternyata bayak gampangnya. Makasih Mba Ade sudah mau berbagi banyak, terus berkarya ^_^ Disela-sela program orientasi persiapan kuliah di Northern Illinois University, dan insomnia berat karena jetlag saya menyempatkan diri membuatkan video proses keberangkatan saya ke Amerika Serikat. Video ini adalah tribute untuk wanita super yang sudah mendampingi saya selama 7 tahun ini. Terima kasih atas pengertian dan ketegarannya. zrq3mVk. Siapapun pasti ingin selalu bersama dan dekat dengan keluarga. Tak terkecuali mahasiswa berkeluarga yang melanjutkan kuliah ke luar negeri seperti saya. Dengan beragam alasan kuat, keputusan untuk membawa keluarga ke luar negeri agar bisa hidup bersama pun kami ambil. Studi ke Luar Negeri Bersama Keluarga Meskipun memerlukan beragam pertimbangan, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk tinggal bersama di Turki. Saya, istri serta anak kami sekarang tinggal di Kota Konya Turki tempat saya melanjutkan studi doktoral sekarang. Keputusan untuk Membawa Keluarga untuk Kuliah ke Luar Negeri Saya mendapatkan beasiswa S3 dari Pemerintah Turki. Beasiswa ini mencakup biaya seluruh pendidikan, uang saku, tempat tinggal dan beragam fasilitas lainnya. Saya akan menempuh studi kurang lebih 5 tahun. Saya berangkat ke Turki pada tahun 2016. Waktu itu saya resign sebagai guru di sekolah swasta, tempat istri saya juga mengabdi sebagai guru. Setelah saya menyelesaikan pendidikan bahasa Turki selama 8 bulan, saya pun pulang untuk menjemput anak dan istri untuk tinggal bersama mereka. Keputusan ini kami ambil mengingat kalau istri sekolah, anak di rumah sendiri pun juga tak enak sama keluarga mertua. Afqa Bermain Salju di Depan Rumah Disamping itu, istri juga pulang pergi ke sekolah yang jaraknya cukup jauh. Keputusan untuk membawa keluarga untuk bisa tinggal bersama saat melanjutkan kuliah pun menjadi keputusan yang tepat. Lagi pula, sebelum mendaftar beasiswa ini, saya telah menelaah, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengenai apakah mungkin membawa keluarga saat studi. Intinya dari awal saya mendaftar kuliah ke luar negeri saya sudah mempersiapkan dan memikirkan secara matang mengenai bagaimana membawa keluarga dan hidup bersama. Pertimbangan Penting Sebelum Membawa Keluarga ke Luar Negeri Hal paling penting sebelum memutuskan untuk membawa keluarga tinggal bersama saat studi di luar negeri adalah 1. Kecukupan Uang Saku Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan dalam membawa keluarga saat kuliah di luar negeri adalah faktor biaya. Pastikan uang studi, beasiswa atau sumber keuangan untuk kuliah tersebut bisa cukup digunakan untuk biaya hidup keluarga. Arti cukup disini berarti cukup untuk hidup sehari-hari, biaya makan, sewa rumah, biaya listrik, air, internet, gas, transportasi dan kebutuhan lainnya. Untuk biaya tahunan, biasanya ada biaya asuransi, biaya perpanjang ijin tinggal, dan rincian lainnya. Biaya yang tak kalah penting adalah akomodasi dan hiburan, misalnya untuk sekedar jalan-jalan atau sesekali makan di tempat yang menyenangkan seperti pusat kota. Foto di samping Altındağ Camii Ankara Turki Jangan lupa untuk memperhitungkan studi atau sekolah anak jika sudah waktunya. Beberapa negara menggratiskan studi bagi anak, namun ada juga yang berbayar. Pikirkan secara matang dan hitung keuangan apakah cukup untuk memenuhi kebutuan tersebut. Jika dirasa sudah cukup, maka tinggal memutuskan. Jika dirasa kurang cukup, maka cari jalan keluarnya. Kalau mau beruaha InsyaAllah pasti ada jalan. 2. Keadaan Anggota Keluarga Biasanya faktor yang menghambat untuk membawa keluarga kuliah di luar negeri adalah keadaan anggota keluarga. Biasanya si istri sibuk dalam pekerjaan, mendapatkan pekerjaan atau tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Bisa jadi suami atau istri adalah pegawai negeri, atau memiliki tanggungjawab yang tak bisa ditinggalkan. Misalnya lagi ada orang tua yang harus ditemani. Waktu itu saya dan istri juga sempat memikirkan hal ini, mengingat istri juga sudah bekerja sebagai guru. Namun karena pertimbangan untuk tinggal bersama lebih kuat, jadi akhirnya kita memutuskan untuk tinggal bersama. 3. Rencana Kegiatan Saat Berada di Luar Negeri Hal ini penting karena bisa jadi negara tempat kita studi jauh dari kampung asal. Jadi kita bersama keluarga bakalan tinggal lama di luar negeri. Perlu kita pikirkan juga kegiatan saat berada di luar negeri untuk suami atau istri yang mendampingi, agar tidak jenuh atau mengalami homesickness. Saat istri dan anak sudah tinggal bersama saya di Turki, saya mencarikan les bahasa Turki untuk istri. Juga guru mengaji al-Quran karena istri saya hafal al-Quran. Butuh guru yang bisa dijadikan untuk mengulang-ulang hafalan. Untuk anak juga jangan lupa. Jika sudah saatnya sekolah, hendaknya dicarikan sekolah agar bisa mengikuti pendidikan sesuai usianya di luar negeri. Menjemput Keluarga Dan Kembali ke Luar Negeri Setelah sepakat dan setuju dengan keputusan untuk kuliah bersama keluarga di luar negeri, saya pun pulang ke Indonesia pada tahun 2017 untuk menjemput keluarga. Di Indonesia saya mempersiapkan beragam hal penting meliputi 1. Dokumen-dokumen Mempersiapkan dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan untuk tinggal di luar negeri, mulai visa, akta nikah, kelahiran dan beragam dokumen penting lainnya. Semua dokumen tersebut dikumpulkan, dilist dan kami bawa semua. 2. Obat-obatan Jangan lupa untuk melengkapi obat yang menjadi kebutuhan keluarga di luar negeri. Kalau anak butuh vaksin hendaknya dilengkapi dahulu. Juga konsultasi dengan dokter bila perlu. Untuk anak, beberapa obat yang mungkin harus dibawa adalah paracetamol, obat flu dan batuk, obat cacing, vitamin dan penambah nafsu makan. Juga bisa membawa obat kompres untuk panas anak. Untuk anggota keluarga dewasa, bisa membawa obat flu dan batuk, obat masuk angin, obat gosok cair, obat mabuk perjalanan, obat panas dalam. Penting untuk membawa obat sesuai penyakit jika anggota keluarga memiliki penyakit tertentu, misalnya maag atau mudah mencret. 3. Barang atau Makanan Makanan di luar negeri tempat untuk studi bisa jadi berbeda dengan makanan Indonesia. Membawa makanan kesukaan dari Indonesia adalah langkah tepat untuk bisa beradaptasi dengan makanan di luar negeri. Bisa jadi anda suka sambal, mie instan, bumbu-bumbu, dan lain sebagainya. 4. Persyaratan dan Prosedur untuk Tinggal di Luar Negeri Misalnya pembuatan visa yang membutuhkan beragam dokumen identitas, juga dokumen buku bank, ittenary tiket, asuransi perjalanan, dan beragam persyaratan lainnya. Hal ini berguna untuk proses ijin tinggal di Turki untuk keluarga. Setelah Tiba Di Luar Negeri Segera urus kewajiban-kewajiban penting yang menyangkut ijin tinggal atau kebutuhan tinggal bersama keluarga di luar negeri. Berikut rincian hal yang saya lakukan setelah membawa keluarga di Turki 1. Lapor diri ke KBRI Bisa dibilang wajib hukumnya bagi orang Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk lapor diri ke Kedubes RI. Hal ini berguna jika terjadi hal-hal darurat, pihak Kedubes bisa bertindak dengan menghubungi keluarga, atau melakukan tindakan-tindakan bantuan tertentu. 2. Mengurus Ijin Tinggal Ijin tinggal di Turki harus dilakukan sebelum visa habis. Setelah mengurus ijin tinggal akan diberi kartu Ikamet atau kartu ijin tinggal dengan tenggang waktu sesuai tertentu. 3. Kenalkan Keluarga Dengan Penduduk Indonesia Di Luar Negeri Biasanya ada perkumpulan penduduk Indonesia atau pelajar di Indonesia di luar negeri. Dan pastinya akan ada kegiatan kumpul bareng. Di situlah saya mengenalkan keluarga kepada para teman diluar negeri karena kita adalah satu keluarga besar penduduk Indonesia yang tinggal di Turki. Tempat tinggal kami di Konya saat ini, ada kurang lebih 30 pelajar Indonesia. Juga ada orang Indonesia yang menikah dengan orang Turki. Setiap beberapa waktu kami mengadakan acara, kumpul bersama dan makan-makan. Kami juga punya kegiatan sendiri yang tergabung dalam masyarakat Nahdlatul Ulama di Turki. Setiap bulan kita mengadakan kegiatan rutin dengan kumpul bersama di rumah, masak-masak, ngobrol dan ramah tamah. Itulah beberapa pengalaman tentang membawa keluarga untuk tinggal bersama saat melanjutkan studi ke luar negeri. Jika ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar. Home Beasiswa Jum'at, 09 Juni 2023 - 1925 WIBloading... Beasiswa LPDP menyediakan bantuan biaya pendidikan untuk kuliah S2 dan S3 di luar negeri. Foto/SINDOnews. A A A JAKARTA - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP merupakan program beasiswa yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan. Sejak berdiri pada 2010, LPDP telah memberikan bantuan biaya pendidikan bagi para mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan kuliah S2 dan hanya menyediakan dana pendidikan untuk perkuliahan di dalam negeri, LPDP juga menyediakan pendanaan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin mengenyam perkuliahan di perguruan tinggi luar negeri. Alumnus Universitas Airlangga Unair yang saat ini menjadi awardee LPDP di program S3 University of Sydney, Australia Umar Syaroni memberikan tips lolos beasiswa LPDP untuk studi S3 di luar negeri di Sosialisasi LPDP yang digelar Kelurahan LPDP Unair. Perencanaan yang Matang“Teman-teman harus memiliki perencanaan yang matang. Mau meneliti apa, mau sekolah di mana, itu sudah punya perencanaan,” tutur Umar, dikutip dari laman Unair, Jumat 9/6/2023. Ia menjelaskan perlu waktu minimal enam bulan untuk mempersiapkan berkas-berkas pendaftaran beasiswa juga Kisah Mustofa Fahmi, PNS Kemenag Lulus Seleksi Australia Awards Indonesia 2023Beberapa berkas untuk pendaftaran LPDP meliputi hasil tes bahasa Inggris, transkrip ijazah, surat rekomendasi, commitment essay, proposal penelitian studi S3, serta surat-surat lain yang memang perlu. Berkas-berkas ini wajib diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah RekomendasiTerkait dengan surat rekomendasi, Umar sangat menekankan untuk meminta surat ini dari seseorang yang mengenal kita secara dekat baik dari segi pribadi maupun profesional.“Saya dulu meminta dari tiga akademisi yaitu dosen, dosen pembimbing, dan dosen pendamping akademik,” terang alumni Magister Media dan Komunikasi rekomendasi, sambung Umar, penting untuk memperkuat saat proses wawancara. Oleh karena itu, ia mengimbau tidak meminta surat rekomendasi berdasarkan jabatan fungsional saja. Namun, juga mempertimbangkan kedekatan kita dengan orang yang dapat memberi kita samping teknis pendaftaran, pendaftar program S3 juga harus mampu mencari supervisor yang akan mendampingi proses riset selama mengenyam pendidikan di luar juga Jadwal Lengkap dan Persyaratan LPDP 2023 Tahap 2, Pahami agar Lolos!“Ketika kita membahas S3, perspektifnya harus diganti apalagi S3 keluar negeri. Perspektifnya bukan lagi mencari kampus tapi mencari supervisor atau di Indonesia namanya promotor,” terang ini merupakan dosen di perguruan tinggi yang memiliki kepakaran dengan topik penelitian yang kita ajukan. Kesesuaian pakar dengan topik penelitian kita ini akan mendukung kita untuk bisa lolos LPDP dengan mudah.“Cari di Google Scholar tema penelitian kita apa. Lalu, kita cari dosen serta kepakaran beliau. Lalu kirimkan CV, proposal penelitian, dan motivation letter ke beliau via e-mail,” ujar KuatTerakhir, Umar berpesan bahwa studi S3 membutuhkan komitmen yang baik, tidak hanya berorientasi pada materi semata. “Penting bagi kita punya komitmen yang baik. Jadi, studi S2-S3 bukan karena pengen dapat uang tapi pengen meningkatkan kompetensi diri supaya bisa berkontribusi,” pungkasnya. nnz beasiswa lpdp program beasiswa kuliah di luar negeri gelar doktor kuliah gratis Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 17 menit yang lalu 5 jam yang lalu 6 jam yang lalu 6 jam yang lalu 7 jam yang lalu 8 jam yang lalu

mendampingi suami kuliah di luar negeri