PalingSering Dicari. 1 Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 7 Ad Dzariyat ayat 1 8 Surat at Taubah ayat 105 9 Al Isra ayat 26-27 10 Injil 11 ali imran 12 YUNUS 13 unta 14 hadist+al-hujurat+ayat+12 15 zabur 16 dalil+kitab+Al quran 17 Nomor surat 18 Tafsir ibnu katsir qs almaidah ayat 48 19
yaitu "Bersyukurlah kepada Allah." (Luqman: 12) Kami perintahkan kepadanya untuk bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia anugerahkan kepadanya berupa keutamaan yang secara khusus hanya diberikan kepadanya, bukan kepada orang lain yang sezaman dengannya. {ููู
ููู ููุดูููุฑู ููุฅููููู
ูุง ููุดูููุฑู ููููููุณููู}
Berbicaradengan sopan santun dan sederhana. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tafsir Ibnu Katsir Q.S Luqman ayat 12-19 adalah (a).Berbuat baik kepada orang tua, (b).Shalat tepat waktu, (c ).Amar ma'ruf nahi munkar, (d).Sederhana dalam berjalan dan berbicara.
NilaiPendidikan Dalam Surat Luqman Ayat Ke-12 Sampai Ke-19 Menurut Ibnu Katsรฎr Dalam Kitab Tafsรฎr Al-Qur`An Al-'Azhรฎm Oleh: Amirul Bakhri (NIM 105112007) Abstrak Alquran merupakan sebuah petunjuk yang berasal dari Allah Swt yang harus dipahami, dihayati dan diamalkan oleh manusia yang beriman kepada Allah Swt.
NILAINILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (K ajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur'an) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S .PdI) Program Studi (S-1) Pendidikan Agama
M1mXD. Ayat 12-13 Kisah Luqman yang bijaksana, nasihatnya kepada anaknya tentang pentingnya syukur dan bahaya syirk. ููููููุฏู ุขุชูููููุง ููููู
ูุงูู ุงููุญูููู
ูุฉู ุฃููู ุงุดูููุฑู ููููููู ููู
ููู ููุดูููุฑู ููุฅููููู
ูุง ููุดูููุฑู ููููููุณููู ููู
ููู ููููุฑู ููุฅูููู ุงูููููู ุบูููููู ุญูู
ููุฏู ูกูข ููุฅูุฐู ููุงูู ููููู
ูุงูู ูุงุจููููู ูููููู ููุนูุธููู ููุง ุจูููููู ูุง ุชูุดูุฑููู ุจูุงูููููู ุฅูููู ุงูุดููุฑููู ููุธูููู
ู ุนูุธููู
ู ูกูฃ Terjemah Surat Luqman Ayat 12-13 12. [1]Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, โBersyukurlah kepada Allah[2]! Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri[3]; dan barang siapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji[4].โ 13. [5]Dan ingatlah ketika Luqman[6] berkata kepada anaknya[7], ketika dia memberi pelajaran kepadanya, โWahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.โ Ayat 14-15 Pentingnya seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana mendidik anak secara Islami, dan perintah menaati kedua orang tua selama isinya bukan maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Taโaala. ููููุตููููููุง ุงูุฅููุณูุงูู ุจูููุงููุฏููููู ุญูู
ูููุชููู ุฃูู
ูููู ููููููุง ุนูููู ูููููู ููููุตูุงูููู ููู ุนูุงู
ููููู ุฃููู ุงุดูููุฑู ููู ููููููุงููุฏููููู ุฅูููููู ุงููู
ูุตููุฑู ูกูค ููุฅููู ุฌูุงููุฏูุงูู ุนููู ุฃููู ุชูุดูุฑููู ุจูู ู
ูุง ููููุณู ูููู ุจููู ุนูููู
ู ูููุง ุชูุทูุนูููู
ูุง ููุตูุงุญูุจูููู
ูุง ููู ุงูุฏููููููุง ู
ูุนูุฑููููุง ููุงุชููุจูุนู ุณูุจูููู ู
ููู ุฃูููุงุจู ุฅูููููู ุซูู
ูู ุฅูููููู ู
ูุฑูุฌูุนูููู
ู ููุฃูููุจููุฆูููู
ู ุจูู
ูุง ููููุชูู
ู ุชูุนูู
ูููููู ูกูฅ Terjemah Surat Luqman Ayat 14-15 14. [8]Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. [9]Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah[10], dan menyapihnya dalam usia dua tahun[11]. Bersyukurlah kepada-Ku[12] dan kepada kedua orang tuamu[13]. Hanya kepada Aku kembalimu[14]. 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya[15], dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku[16]. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu[17], maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan[18]. Ayat 16-19 Penjelasan tentang luasnya ilmu Allah Subhaanahu wa Taโaala, pentingnya menanamkan rasa muraqabah merasa diawasi Allah Subhaanahu wa Taโaala ke dalam diri anak, pentingnya mengajarkan anak akhlak yang mulia dan mengingatkan kepadanya agar menjauhi akhak tercela. ููุง ุจูููููู ุฅููููููุง ุฅููู ุชููู ู
ูุซูููุงูู ุญูุจููุฉู ู
ููู ุฎูุฑูุฏููู ููุชููููู ููู ุตูุฎูุฑูุฉู ุฃููู ููู ุงูุณููู
ูุงููุงุชู ุฃููู ููู ุงูุฃุฑูุถู ููุฃูุชู ุจูููุง ุงูููููู ุฅูููู ุงูููููู ููุทูููู ุฎูุจููุฑู ูกูฆ ููุง ุจูููููู ุฃูููู
ู ุงูุตูููุงุฉู ููุฃูู
ูุฑู ุจูุงููู
ูุนูุฑูููู ููุงูููู ุนููู ุงููู
ูููููุฑู ููุงุตูุจูุฑู ุนูููู ู
ูุง ุฃูุตูุงุจููู ุฅูููู ุฐููููู ู
ููู ุนูุฒูู
ู ุงูุฃู
ููุฑู ูกูง ูููุง ุชูุตูุนููุฑู ุฎูุฏูููู ููููููุงุณู ูููุง ุชูู
ูุดู ููู ุงูุฃุฑูุถู ู
ูุฑูุญูุง ุฅูููู ุงูููููู ูุง ููุญูุจูู ููููู ู
ูุฎูุชูุงูู ููุฎููุฑู ูกูจููุงููุตูุฏู ููู ู
ูุดููููู ููุงุบูุถูุถู ู
ููู ุตูููุชููู ุฅูููู ุฃูููููุฑู ุงูุฃุตูููุงุชู ููุตูููุชู ุงููุญูู
ููุฑู ูกูฉ Terjemah Surat Luqman Ayat 16-19 16. Luqman berkata, โWahai anakku! Sungguh, jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi[19], dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan[20]. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti[21]. 17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat[22] dan suruhlah manusia berbuat yang maโruf dan cegahlah mereka dari yang mungkar[23] dan [24]bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting[25]. 18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong[26] dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh[27]. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong[28] dan membanggakan diri[29]. 19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan[30] dan lunakkanlah suaramu[31]. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai[32]. [1] Allah Subhaanahu wa Taโaala memberitahukan tentang nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-Nya yang mulia; Luqman. Nikmat yang diberikan-Nya itu adalah hikmah kebijaksanaan, yaitu pengetahuan terhadap kebenaran sesuai keadaan yang sebenarnya dan mengetahui rahasianya. Hikmah adalah mengetahui hukum-hukum dan mengetahui rahasia yang terkandung di dalamnya, karena terkadang seseorang berilmu namun tidak mengetahui hikmahnya. Berbeda dengan hikmah, maka ia mencakup ilmu, amal, dan hikmah atau rahasianya. Oleh karena itulah, ada yang menafsirkan hikmah dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Setelah Allah Subhaanahu wa Taโaala memberikan nikmat yang besar ini, Dia memerintahkan Beliau untuk bersyukur, agar nikmat itu diberkahi dan bertambah. Demikian pula memberitahukan, bahwa syukur yang dilakukan seseorang manfaatnya untuk dirinya sendiri, dan jika kufur, maka bencananya pun untuk dirinya sendiri. [2] Yakni karena hikmah yang telah Kami anugerahkan kepadamu. [3] Karena pahalanya untuk dirinya sendiri. [4] Allah Subhaanahu wa Taโaala tidaklah butuh kepada syukur seorang hamba, dan Dia Maha Terpuji dalam qadaโ dan qadar-Nya terhadap orang yang menyelisihi perintah-Nya. Sifat kaya pada-Nya termasuk sifat lazim mesti pada zat Diri-Nya. Dia yang terpuji karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan karena perbuatannya yang baik dan indah, termasuk lazim zat-Nya. Masing-masing sifat ini adalah sifat sempurna, dan ketika keduanya berkumpul bersama, maka semakin sempurna. [5] Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abdullah bin Masโud radhiyallahu anhu, ia berkata Ketika turun ayat, โOrang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman.โ Terj. Al Anโaam 82 Para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkaa, โSiapakah di antara kami tidak melakukan kezaliman kepada dirinya?โ Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat, โsesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.โ Terj. Luqman 13 Al Hafizh dalam Al Fath juz 1 hal. 95 berkata, โRiwayat Syuโbah ini menghendaki, bahwa pertanyaan tersebut merupakan sebab turunnya ayat yang ada dalam surah Luqman, akan tetapi Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari jalan yang lain dari Al Aโmasy, yaitu Sulaiman yang disebutkan dalam hadits bab ini, maka dalam riwayat Jarir darinya disebutkan, bahwa mereka para sahabat berkata, โSiapakah di antara kami yang tidak mencampuradukkan keimanannya dengan kezaliman?โ Maka Beliau bersabda, โBukan seperti itu. Tidakkah kamu mendengar kata-kata Luqman.โ Dalam riwayat Wakiโ darinya Ibnu Masโud pula disebutkan, โBukan seperti yang kamu kira,โ sedangkan dalam riwayat Isa bin Yunus disebutkan, โSesungguhnya ia adalah syirk. Tidakkah kamu mendengar kata-kata Luqman.โ Zahir hadits ini menunjukkan, bahwa ayat yang disebutkan dalam surah Luqman sudah diketahui oleh mereka para sahabat, oleh karenanya Beliau mengingatkannya. Bisa juga turunnya pada saat itu, lalu Beliau membacakanya kepada mereka, kemudian Beliau mengingatkan mereka, sehingga kedua riwayat dapat disatukan.โ [6] Para mufassir berbeda pendapat, apakah Luqman seorang nabi atau hamba yang saleh wali? Namun kebanyakan mereka berpendapat, bahwa Beliau adalah hamba yang saleh, wallahu aโlam. Allah Subhaanahu wa Taโaala hanya menyebutkan tentang hikmah yang diberikan-Nya dan menyebutkan sebagian hal yang menunjukkan kebijaksanaannya dalam menasehati anaknya. Di sana Beliau menyebutkan ushul dasar-dasar hikmah dan kaedah-kaedahnya yang besar. [7] Oleh karena kebijaksanaannya, maka dalam nasehatnya ia sebutkan perintah dan larangan disertai dengan targhib dan tarhib dorongan dan ancaman. Dia memerintahkan anaknya berbuat ikhlas dan melarangnya berbuat syirk serta menerangkan sebab mengapa dilarang, yaitu karena syirk adalah kezaliman yang besar. Di tafsir surah An Nisaaโ ayat 36, kami sudah menerangkan secara lebih rinci tentang syirk dan pembagiannya, maka lihatlah. Syirk dikatakan sebagai kezaliman yang besar adalah karena di sana seseorang menyamakan makhluk yang dicipta dengan Yang Maha Pencipta, menyamakan makhluk yang memiliki kekurangan lagi fakir dari berbagai sisi dengan Yang Mahasempurna lagi Mahakaya dari berbagai sisi. Bukankah ini merupakan kezaliman yang luar biasa? Adakah kezaliman yang lebih besar daripada seseorang yang diciptakan Allah untuk menyembah dan mentauhidkan-Nya, namun malah membawa dirinya ke lembah kehinaan, menjadikan dirinya menyembah sesuatu yang tidak mampu berbuat apa-apa? Syirk disebut kezaliman, di mana arti zalim adalah menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, karena dalam syrik seseorang menempatkan ibadah kepada yang bukan tempatnya, seperti kepada patung, berhala dan makhluk-makhluk lainnya. Padahal yang seharusnya disembah adalah yang menciptakan alam semesta, yang memberinya rezeki dan yang menguasainya. Larangan Luqman kepada anaknya agar tidak berbuat syirk terdapat perintah untuk mentauhidkan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. [8] Setelah Allah Subhaanahu wa Taโaala memerintahkan untuk memenuhi hak-Nya, yaitu dengan mentauhidkan-Nya dan menjauhi syirk, maka Allah Subhaanahu wa Taโaala memerintahkan untuk memenuhi hak kedua orang tua, yaitu dengan berbakti kepada keduanya. [9] Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Taโaala menyebutkan sebab yang mengharuskan berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu. [10] Ibu merasakan berbagai derita. Sejak calon bakal anak sebagai mani, si ibu merasakan ngidam dan kurang nafsu makan, merasakan sakit, lemah, dan semakin bertambah lemah ketika janin semakin membesar, kelemahan pun bertambah ketika hendak melahirkan dan ketika melahirkan. [11] Maksudnya, waktu menyapih yang paling lambat ialah setelah anak berumur dua tahun. [12] Yaitu dengan beribadah kepada-Nya dan memenuhi hak-hak-Nya, serta tidak menggunakan nikmat-nikmat-Nya untuk bermaksiat kepada-Nya. [13] Yaitu dengan berbuat ihsan kepada keduanya baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Misalnya adalah mengucapkan kata-kata yang lembut dan halus, sedangkan dengan perbuatan adalah dengan merendahkan diri, menghormati, memuliakan, dan memikul bebannya, serta menjauhi sikap yang menyakitkannya, baik bentuknya ucapan maupun perbuatan. [14] Yakni kamu wahai manusia akan dikembalikan kepada Tuhan yang memerintahkan dan membebanimu demikian, Dia akan bertanya kepadamu, โApakah kamu telah melaksanakannya sehingga kamu akan diberi pahala, atau kamu malah melalaikannya sehingga kamu memperoleh siksa?โ [15] Yakni jangan kamu kira bahwa menaati orang tua yang menyuruh berbuat syirk termasuk berbuat ihsan kepada keduanya, karena hak Allah harus didahulukan atas hak semua manusia. Allah Subhaanahu wa Taโaala tidak mengatakan, โMaka durhakailah kedua orang tua, โ tetapi mengatakan, โmaka janganlah engkau menaati keduanya,โ karena berbuat baik harus tetap dilakukan kepada kedua orang tua, tetapi ketika kedua orang tua menyuruh kufur dan maksiat, seperti berbuat syirk, maka tidak boleh ditaati. [16] Mereka ini adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadar, lagi berserah diri dan kembali kepada Tuhannya. Mengikuti jalan mereka adalah menempuh jalan mereka ketika kembali kepada Allah, yaitu dengan menarik hati lalu badan untuk mengerjakan perbuatan yang diridhai Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Firman-Nya, โDan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.โ Terdapat dalil perintah mengikuti para sahabat, karena mereka adalah orang-orang yang sangat semangat sekali kembali kepada Allah, terutama para khalifah rasyidin radhiyallahu anhum, dan ayat ini juga menunjukkan bahwa ucapan mereka para sahabat adalah hujjah. [17] Baik yang taat maupun yang bermaksiat. [18] Karena tidak ada satu pun amalmu yang luput dari pantauan Allah, dan selanjutnya Dia akan memberikan balasan. [19] Yaitu sesuatu yang paling kecil dan tidak dipedulikan. [20] Karena ilmu-Nya yang luas, sempurnanya ketelitian-Nya, dan sempurnanya kemampuan-Nya. [21] Dia halus dalam pengetahuan dan ketelitian-Nya sehingga mengetahui secara detail dan mengetahui sesuatu yang tersembunyi dan rahasia. Maksud ayat ini adalah untuk mendorong manusia untuk memiliki rasa pengawasan Allah, mengerjakan ketaatan sesuai kemampuan, serta menakut-nakuti agar tidak mengerjakan keburukan, besar atau kecil. [22] Karena ia merupakan ibadah yang paling besar. [23] Hal ini menghendaki untuk mengetahui yang maโruf dan yang mungkar, demikian pula mengetahui sesuatu yang menyempurnakan amar maโruf dan nahi mungkar seperti lembut dan bersabar. Dalam ayat ini terdapat penyempurnaan terhadap diri dengan mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan menyempurnakan orang lain dengan memerintah dan melarang. [24] Oleh karena dalam memerintah dan melarang terdapat ujian, dan karena memerintah dan melarang berat dilakukan oleh jiwa, maka Allah Subhaanahu wa Taโaala memerintahkan untuk bersabar. [25] Dan tidak ada yang diberi taufik kepadanya kecuali orang yang memiliki kemauan yang keras. [26] Yakni janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia ketika kamu berbicara dengan mereka atau mereka berbicara denganmu sebagai sikap perendahanmu terhadap mereka. Zaid bin Aslam mengatakan, โJanganlah kamu berbicara sambil berpaling.โ [27] Bangga dengan nikmat, tetapi lupa dengan yang memberikan nikmat, serta ujub kepada diri sendiri. [28] Pada diri dan sikapnya lagi membesarkan diri. [29] Dengan ucapannya. [30] Maksudnya, ketika kamu berjalan, janganlah terlalu cepat dan jangan pula terlalu lambat. Atau berjalanlah dengan tawadhuโ dan tenang, tidak berjalan seperti orang sombong dan tidak berjalan seperti orang yang lemah. [31] Yakni jangan berlebihan dalam berbicara dan janganlah meninggikan suara dalam hal yang tidak perlu sebagai adab terhadap Allah dan terhadap manusia. [32] Yakni orang yang mengeraskan suara dan meninggikannya adalah seperti keledai bersuara. Wasiat Luqman kepada anaknya mengandung hukum-hukum penting. Luqman memerintahkan kepada anaknya dasar agama, yaitu tauhid dan melarangnya berbuat syirk, serta menerangkan pula sebab untuk menjauhinya. Beliau juga memerintahkan berbakti kepada kedua orang tua dan menerangkan sebab yang mengharuskan untuk berbakti kepada keduanya. Beliau juga memerintahkan anaknya untuk bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuanya, dan menerangkan, bahwa menaati perintah orang tua tetap dilakukan selama orang tua tidak memerintahkan berbuat maksiat, meskipun begitu, seseorang tetap tidak boleh mendurhakai orang tua, bahkan tetap berbuat baik kepada keduanya. Luqman juga memerintahkan anaknya agar memiliki rasa pengawasan Allah dan bahwa Dia tidaklah meninggalkan sesuatu yang kecil atau yang besar kecuali Dia akan mendatangkannya. Luqman juga melarang anaknya agar tidak bersikap sombong dan membanggakan diri, serta memerintahkan untuk bertawadhuโ, dan memerintahkannya agar tenang dalam bergerak dan agar merendahkan suara. Demikian pula Beliau memerintahkan anaknya beramar maโruf dan bernahi mungkar serta tetap mendirikan shalat dan berlaku sabar, di mana dengan keduanya shalat dan sabar, maka semua masalah menjadi mudah.
๏ปฟABSTRAK Allah SWT. Menciptakan manusia sebagai hamba Allah dan Khalifah Allah di muka bumi yang bertugas agar menyembah Allah dan menjalankan hidupnya berdasarkan pedoman yang diberikan oleh Allah melalui keteladanan Rasul-Nya. Walaupun manusia lahir diumpamakan seperti kertas putih bersih atau ia lahir dengan pembawaan yang dapat berkembang sendiri, tetapi perkembangan itu tidak akan maju kalau tidak melalui proses tertentu, yaitu proses pendidikan. Jika sebuah keluarga yang anaknya terlibat perbuatan tercela, yang akan menanggung malu di masyarakat bukan hanya dirinya tapi semua yang dalam keluarga itu. Keterangan di atas menunjukkan bahwa pendidikan keimanan dalam keluarga sangat penting sekali dan sejauh mana peranan dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan, sehingga terciptanya sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kepustakaan dan pendekatan tafsir, Sumber Data yang meliputi data primer dan data skunder, Teknik Pengumpulan Data, menelaah, mencatat hasil telaah risalah, menganalisa, menggunakan pendapat dan kesimpulan. Metode Analisa dengan menggunakan Metode Deskripsi dan Content Analisis. Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut Pertama, pendidikan keimanan merupakan asal dan segala upaya pendidikan dan dasar penopang bagi kehidupan manusia baik sebagai individu maupun masyarakat. Terutama dalam sebuah keluarga karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama, disamping itu lingkungan keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Kedua,adapun metode pendidikan untuk menanamkan rasa iman dalam keluarga sehingga terciptanya kelurga sakinah mawaddah warrahmah adalah sebagai berikut metode khiwar percakapan, Qur'ani dan Nabawi, Kisah Qur'ani dan Nabawi, Amtsal perumpamaan, Teladan, Pembiasaan, Ibroh dan Mau'izoh. Kata Kunci Pendidikan Keimanan, Keluarga, Surat At-Tahrim Ayat 6 A. Pendahuluan Al-Qur'an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan lewat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syari'ah. Adapun kelebihan Al-Qur'an dibanding dengan kitab yang lainnya yakni dilihat dari segi ajarannya. Dimana ajaran Al-Qur'an sangat kompleks dari masalah
tafsir ibnu katsir surat luqman ayat 12 19